Senin, 14 Maret 2011

Resensi - CINTA SEJATI ALITA

Resensi ini aku rampungkan tanggal 3 Mei 2010. Bukan resensi pertama yg aku buat, tp yg paling berkesan. Aku suka novel ini, menceritakan kisah yg membuatku bisa meresapi perasaan Alita.
 
Judul Buku
:
ALITA @ FIRST
Pengarang
:
Dewie Sekar
Penerbit
:
PT. Gramedia Pustaka Utama
Cetakan
:
Pertama, Februari 2010
Tebal
:
328 halaman


Baru pertama kalinya saya membaca novel karya Dewie Sekar, dan baru pertama kalinya saya meneteskan airmata lebih dari sekali saat membaca novel metropop. Novel ini begitu menyentuh saya di beberapa bagian, selain fakta bahwa saya mempunyai seorang kakak laki-laki yang berusia jauh diatas saya dan pernah mempunyai cinta yang takkan pernah termiliki. Saya yakin bahwa ada pembaca yang pernah mempunyai kisah serupa. Cerita Alita, Yusa, Abel dan Erwin dalam meraih cita-cita dan cinta sangat lekat dengan kehidupan kita sehari-hari.
            Alita, seorang remaja berusia 13 tahun yang baru menginjak bangku SMP, terpesona pada seorang pria teman kakaknya, Yusa. Pembawaan Erwin, pria itu, sangatlah menyenangkan. Sehingga mampu membuat Alita yang pendiam menjadi ceria dan bisa banyak bercerita. Namun satu sifat Erwin yang tidak baik, yaitu begitu banyaknya wanita yang tergoda pesonanya menyebabkan terdapat kesan bahwa Erwin playboy yang gemar mempermainkan wanita.
            Yusa, mama, bahkan eyang putri memperingatkan Alit agar tidak jatuh pada perangkap Erwin. Sayangnya perasaan memang tidak dapat ditolak kehadirannya. Cinta itu tumbuh perlahan yang berkelanjutan hingga mengendap di dasar hati Alit yang terdalam dan tidak bisa dijangkau siapapun lagi. Namun Alita tetap menemukan akal sehatnya dan menyimpan rasa itu diam-diam.
            Saat Alit memutuskan untuk kuliah di Jogja sambil menemani eyang putrinya, Yusa telah bekerja di Surabaya dan Erwin kembali ke Jakarta. Intensitas pertemuan secara fisik tentu telah berkurang, digantikan oleh teknologi masa kini, e-mail.
Kuasa Allah-lah yang mengatur pertemuan dan perpisahan seseorang. Ava, kekasih Yusa, mengalami kecelakaan lalu lintas dan meninggal dunia. Kejadian itu menyebabkan Alit bertemu kembali dengan Erwin. Pria itu menghibur kesedihan Alit, kembali membangun rasa cinta Alit. Hingga saat Erwin mengatakan bahwa kebawelan Alit mirip dengan Tira, kekasihnya, hati Alit terkoyak. Dia pun memutuskan untuk tidak lagi berhubungan dengan Erwin, entah itu puisi yang rutin mereka kirimkan tiap bulan, ataupun SMS dan telepon. Alit mengganti alamat email dan nomor handphone-nya.
Hari berganti bulan, Alit yang selalu menyimpan Erwin di hatinya, dibujuk Abel sahabatnya agar mau berkenalan lebih jauh dengan Baim, seorang mahasiswa yang kos di depan rumah eyang putri. Pada hari Sabtu yang telah mereka tentukan untuk berkencan, tak disangka Erwin datang ke Jogja. Reaksi Alit yang meneteskan airmata saat menemui Erwin, menjawab semua pertanyaan Erwin mengapa Alit tidak membalas email dan teleponnya.
Perasaan Alit tertumpah sudah saat itu. Dia tak lagi malu mengakui bahwa dia menyukai Erwin, dan Erwin pun membuka semua kisah sepak terjangnya selama ini bersama para wanita. Dan Tira adalah wanita yang diharapkannya menjadi yang terakhir dalam hidupnya, bahkan mereka berniat untuk menikah. Alit tidak berharap apapun lagi pada Erwin, dia hanya ingin mencoba membuka hati untuk Baim.
Namun perasaan Alit pada Erwin terlalu kuat. Saat pak pos datang mengantar paket untuk Alit dari Erwin yang berisi kain brokat serta undangan pernikahan Erwin dan Tira, raut wajah Alit cukup menjelaskan bagaimana hancurnya perasaan gadis itu. Baim pun cukup pintar untuk membaca ekspresi Alit. Jika saya boleh menggambarkan perasaan Alit itu dengan kata-kata saya sendiri, akan saya katakan pasti hatinya serasa ditusuk pedang yang tajam dan perlahan pedang itu berputar sehingga pedihnya makin terasa dan takkan pernah hilang.
Begitulah sebagian kecil dari kisah Alita, dan tidak berhenti sampai disitu karena masih ada berbagai peristiwa yang selalu mengaduk-aduk perasaan Alita pada Erwin. Dan satu hal yang selalu ditekankan Alita pada hatinya dan juga pada Erwin, yaitu sekuat-kuatnya perasaan cintanya pada Erwin, dia selalu menggunakan akal sehat dan tidak buta untuk begitu saja menerima Erwin sebagai pasangan hidupnya.
Lalu bagaimana kelanjutan cinta Alita ini? Akankah cinta Alita dan Erwin berlabuh di pelaminan ataukah ada rencana Allah untuk mereka? Yang pasti, Alita telah mengetahui hikmah di balik kepergian Ava, kekasih kakaknya. Yaitu Allah mempersiapkan hati mereka untuk menerima kehilangan yang lebih besar lagi.
Novel ini begitu menyentuh hati saya, baik karena beberapa kesamaan saya dengan Alita, tetapi juga sikap Alita yang begitu teguh memegang logika diatas perasaannya. Hal yang menurut saya sudah jarang dilakukan oleh insan yang lagi dimabuk asmara. Selain itu juga pengendalian diri Alit terhadap hatinya sehingga kontak fisik paling intim yang Alit dan Erwin lakukan adalah berpelukan.
Selain dari sisi cerita, penggunaan kalimat yang tidak bertele-tele juga menjadi daya tarik dari novel karena menjadikan karya Dewie Sekar ini  mudah dipahami dan tidak membosankan. Satu hal yang bisa saya pastikan, siapkan tissue sebelum Anda duduk  manis dan membaca kisah Alita dari awal  hingga akhir. Saya yakin Anda membutuhkannya. Selamat Membaca !!

Cerita - RESENSI

Berawal dari impianku untuk bisa mengembangkan minatku pada bidang tulis-menulis, suamiku mengarahkan aku untuk mencoba membuat resensi. Hahhh, resensiiii??? Itu kan yang biasa ada di koran2, mengulas tentang buku2 dan ulasannya begitu berat, memperhatikan berbagai aspek sastra dan lain sebagainya.

Lalu aku mencoba mencari-cari bagaimana resensi itu dibuat, apa saja yg dituliskan dalam resensi. Aku juga mencari contoh2 resensi baik dalam level serius maupun biasa saja. Akhirnya aku mencoba membuat  satu resensi dan ternyata masuk kategori "lumayan". Yahhh, berarti ngga jelek2 amatlah hehehehe.....

Berbekal itupun suamiku mulai menimbuni aku dengan buku2 kiriman penerbit yg berjenis novel. Kenapa novel? Karena otakku baru sanggup membaca dan memahami novel daripada buku2 nonfiksi. Mungkin karena itu aku agak kesulitan membuat karya ilmiah hehehe....

Tidak semua resensi yg aku buat berjalan mulus, kadang aku kesulitan memahami inti dari novel itu, karena aku juga kurang bisa memahami sastra dengan gaya bahasa yg begitu indah dan rumit. Namun ada juga resensi yg memuaskan, dan aku anggap bisa menggambarkan bagaimana isi buku itu. Tapi aku yakin resensi yg aku buat itu jauh dari sempurna, bahkan jauh dari kaidah penulisan resensi juga. Aku membutuhkan kritik dan saran untuk itu.

Semua resensiku dimuat di www.okezone.com,  bukan tanpa alasan. Selain untuk mencoba menyalurkan minat menulisku, tapi juga membantu meringankan pekerjaan suami ;) Beberapa resensi yg aku anggap memuaskan untukku akan aku tampilkan disini. Jika ada yg kurang pas atau sama sekali tidak bagus, jangan segan2 berikan komentar/kritik/saran anda. Maturnuwun....

Kamis, 10 Maret 2011

Untuk Anakku Part II

Pernah aku posting juga di FBku.... 
Anakku, hari ini ibu membaca sebuah tulisan yang diposting seorang sahabat yg ditulis oleh keponakan2nya. Ibu begitu tersentuh dan terharu membacanya, ibu ingin berbagi tulisan itu denganmu.

Untuk disebut ibu, kau tak harus melahirkan seseorang dari rahimmu katanya menenangkan. Bukankah, Halimah Sa'diyah tak melahirkan Muhammad, bukankah Asiyah tak melahirkan Musa?

aku diam saja menantinya menyelesaikan kalimat-kalimatnya, aku t...ahu ia sedang berusaha menghiburku,
tapi sungguh, aku bukan tak tahu apa yang diucapkannya, aku sudah mendengar kalimat yang sama dari banyak orang, aku bukan tak tahu, aku hanya tak mau tahu.
perasaanku menguasai pikiranku , aku gundah.

Bagaimana perasaanmu ketika setiap kali bertemu seseorang,
mereka melirik perutmu, atau bertanya padamu, apakah sudah ada jabang bayi yang menyewa rahimmu, menunggu waktunya ia dilahirkan, atau kalimat apapun yang menuju kesana?
pertama, aku masih menjawabnya dengan senyuman, bahkan masih mampu tertawa aku menjawabnya ringan, tunggu saja tanggal mainnya dari Tuhan, kataku yakin.

Tapi, bagaimana kalau tanggal main dari Tuhan itu ternyata begitu lama.
satu tahun, dua, lalu hitungan tiga, aku mulai tak mampu menjawab dengan bercanda,
walaupun aku masih tersenyum ketika mereka kembali bertanya, tapi aku gundah, aku gelisah.

aku tahu,
bahwa segalanya sudah diatur oleh Tuhan, aku bukan hendak melawannya,
tapi aku hanya wanita biasa.
Tuhan saja berkata bahwa dijadikan indah bagi manusia rasa cinta kepada anak-anaknya,
dan bahwa anak-anaklah yang menjadi perhiasan dunia,
lalu, apakah salah jika aku begitu ingin mengenakan perhiasan indah itu?

aku tahu,
bahwa Tuhan tak akan membiarkan aku kesepian,
tapi, bahkan Zakariya tak henti memohon sampai beruban,
seorang keturunan, yang mampu menjadi pelengkap hidupnya, yang mampu menjadi pewarisnya.

Malam itu zakariya masih berdo'a, do'a yang sama seperti yang ia panjatkan pada siangnya,
ia memang tak henti berdo'a, mengharap anak yang akan menjadi pewarisnya, yang akan menjadi perhiasannya,
ia tak kenal lelah berdo'a pada Dia yang mengatur segala.
hingga akhirnya Tuhan bermurah membiarkannya mengenakan perhiasannya, Dia memberinya seorang putera yang istimewa.

Di malam lainnya, Imran sedang bersujud, mengharap yang sama,
seorang anak, sebagai pewarisnya, sebagai keindahan dunianya.
siapa yang tak ingin anak-anak yang mampu menceriakan,
siapa yang tak ingin anakanak yang mampu menghilangkan kegelisahan?
lalu, kesabaran Imran berbalas kemurahan Tuhan, ia mendapatkan seorang puteri yang terberkati.

Sayang,
ingat-ingatlah cerita Imran dan Zakariya,
Tuhan punya seribu satu cara untuk memberi kita anak-anak istimewa,
yang tak terjamahpun mampu diberikan-Nya seorang anak jika ia berkehendak,
apalagi dirimu, yang memeiliki pendamping disisi.

kesabaran, adalah kunci untuk mendapat anak-anak surgawi.
sabarlah sayang,
Tuhan punya caranya, biarkan Dia yang menentukan" tanggal mainnya " .

Keep smiling to brighten of your journey life...

Alifa ♡ Bayu

Rabu, 09 Maret 2011

Untuk Anakku Part I

Pernah aku posting di notes facebook-ku..... Bukan bermaksud mengeluh, tapi hanya ingin sedikit mengungkapkan kegelisahan hatiku sebagai seorang wanita yang masih menantikan amanah indah dari Allah SWT.

Anakku, apakah kamu bertanya-tanya seperti bapak ibumu bertanya-tanya mengapa rohmu tak kunjung ditiupkan ke rahim ibumu?

Mungkin kau lebih mudah mendapat jawabannya, karena kau masih berada di surga bersama Allah. Namun disini bapak dan ibumu berusaha mencari jawabannya, nak. Entah apakah bapak dan ibu kurang bersedekah, ataukah bapak ibumu masih banyak berlumur dosa. Yang pasti Allah sedang menguji kesabaran dan keikhlasan bapak ibumu, nak. Doakan saja bapak ibumu lulus sehingga bisa menimangmu di dunia ini.


Anakku, apa kau kadang sedih seperti ibumu, saat orang2 di sekitar ibu sering bertanya mengapa kau tak kunjung hadir? Jujur ibu sedih, nak... Orang2 seolah yang paling tau bagaimana menghadirkan kau di hidup ibumu. Kadang gurauan bermunculan nak, tanpa mereka mengerti bagaimana berkecamuknya hati ibumu. Kadang juga orang beranggapan bahwa setelah menikah, anak akan hadir 10 bulan kemudian. Memang banyak yg seperti itu nak, tapi ternyata belum bagi bapak ibumu.


Terkadang ibu gemes nak, saat beberapa teman laki2 ibu menepuk dada menyatakan bahwa dia dengan mudah bisa langsung menghamili istri mereka. Apakah mereka tak menyadari bahwa tidak ada yg berhak menepuk dada dengan sombong selain Allah? Sadarkah mereka hanya karena Allah mereka bisa bercanda dengan anak-anak mereka?


Nak, maafkan bapak ibumu yang begitu ingin menimangmu. Bapak ibu yakin sebenarnya tempat yang paling indah buatmu adalah berada di surga bersama Allah. Tapi maafkan jika bapak ibumu sedikit egois, menginginkan dirimu hadir di rahim ibu. Mungkin dunia yang kau lihat nanti tidak seindah surga, mungkin nanti kadang bapak ibu marah padamu, tapi itu karena kami menyayangimu, nak. Tentu bapak ibu akan berusaha sepenuh hati merawatmu, membimbingmu, mendidikmu hingga kau dewasa dan mandiri. Maukah kau, nak?


Doakan bapak ibumu sabar dan ikhlas menantimu ya? Tolong sampaikan curhat ibu ini ke Allah ya, kamu mau kan? Bapak ibu mencintaimu, nak.

Coretan Pertama

Telat ngga sih kalo baru sekarang punya blog sendiri? Sepertinya ngga lah, better late than never kan? Hmmmm, apa ya yg akan aku tulis di coretan awal ini?
Jika kita memulai sesuatu tentu ada satu hal yg diharapkan. Harapanku dengan blog ini bisa sebagai sarana untuk menggali lagi ide2 untuk menghasilkan karya yang semoga bisa dinikmati banyak orang.
Jika nanti yang aku tuliskan kebanyakan curahan hati dan bukannya sebuah cerpen, yaaa mohon dimaklumi lahhh..... Namanya juga wanita yg masih melibatkan emosi dalam bertingkah laku, dan juga sebagai manusia yg masih banyak kekurangannya....
Happy reading !!!