Kamis, 10 Maret 2011

Untuk Anakku Part II

Pernah aku posting juga di FBku.... 
Anakku, hari ini ibu membaca sebuah tulisan yang diposting seorang sahabat yg ditulis oleh keponakan2nya. Ibu begitu tersentuh dan terharu membacanya, ibu ingin berbagi tulisan itu denganmu.

Untuk disebut ibu, kau tak harus melahirkan seseorang dari rahimmu katanya menenangkan. Bukankah, Halimah Sa'diyah tak melahirkan Muhammad, bukankah Asiyah tak melahirkan Musa?

aku diam saja menantinya menyelesaikan kalimat-kalimatnya, aku t...ahu ia sedang berusaha menghiburku,
tapi sungguh, aku bukan tak tahu apa yang diucapkannya, aku sudah mendengar kalimat yang sama dari banyak orang, aku bukan tak tahu, aku hanya tak mau tahu.
perasaanku menguasai pikiranku , aku gundah.

Bagaimana perasaanmu ketika setiap kali bertemu seseorang,
mereka melirik perutmu, atau bertanya padamu, apakah sudah ada jabang bayi yang menyewa rahimmu, menunggu waktunya ia dilahirkan, atau kalimat apapun yang menuju kesana?
pertama, aku masih menjawabnya dengan senyuman, bahkan masih mampu tertawa aku menjawabnya ringan, tunggu saja tanggal mainnya dari Tuhan, kataku yakin.

Tapi, bagaimana kalau tanggal main dari Tuhan itu ternyata begitu lama.
satu tahun, dua, lalu hitungan tiga, aku mulai tak mampu menjawab dengan bercanda,
walaupun aku masih tersenyum ketika mereka kembali bertanya, tapi aku gundah, aku gelisah.

aku tahu,
bahwa segalanya sudah diatur oleh Tuhan, aku bukan hendak melawannya,
tapi aku hanya wanita biasa.
Tuhan saja berkata bahwa dijadikan indah bagi manusia rasa cinta kepada anak-anaknya,
dan bahwa anak-anaklah yang menjadi perhiasan dunia,
lalu, apakah salah jika aku begitu ingin mengenakan perhiasan indah itu?

aku tahu,
bahwa Tuhan tak akan membiarkan aku kesepian,
tapi, bahkan Zakariya tak henti memohon sampai beruban,
seorang keturunan, yang mampu menjadi pelengkap hidupnya, yang mampu menjadi pewarisnya.

Malam itu zakariya masih berdo'a, do'a yang sama seperti yang ia panjatkan pada siangnya,
ia memang tak henti berdo'a, mengharap anak yang akan menjadi pewarisnya, yang akan menjadi perhiasannya,
ia tak kenal lelah berdo'a pada Dia yang mengatur segala.
hingga akhirnya Tuhan bermurah membiarkannya mengenakan perhiasannya, Dia memberinya seorang putera yang istimewa.

Di malam lainnya, Imran sedang bersujud, mengharap yang sama,
seorang anak, sebagai pewarisnya, sebagai keindahan dunianya.
siapa yang tak ingin anak-anak yang mampu menceriakan,
siapa yang tak ingin anakanak yang mampu menghilangkan kegelisahan?
lalu, kesabaran Imran berbalas kemurahan Tuhan, ia mendapatkan seorang puteri yang terberkati.

Sayang,
ingat-ingatlah cerita Imran dan Zakariya,
Tuhan punya seribu satu cara untuk memberi kita anak-anak istimewa,
yang tak terjamahpun mampu diberikan-Nya seorang anak jika ia berkehendak,
apalagi dirimu, yang memeiliki pendamping disisi.

kesabaran, adalah kunci untuk mendapat anak-anak surgawi.
sabarlah sayang,
Tuhan punya caranya, biarkan Dia yang menentukan" tanggal mainnya " .

Keep smiling to brighten of your journey life...

Alifa ♡ Bayu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar