Kamis, 18 Agustus 2011

Mencintai yang Lain

Hmmm...... Mulai dari mana ya??

Aku dapet ide nulis ini karena lagi dapet curhatan teman tentang topik ini. Dalam sebuah rumahtangga, tentu hal semacam ini wajib hukumnya untuk dihindari kan? Toh dulu kita sendiri yang memilih suami kita (kecuali yang dijodohkan), mungkin malah dengan perjuangan yang berat karena tidak mendapat restu orangtua, misalnya. Atau karena ada perbedaan agama, ataupun masalah2  lainnya.  Masak iya, sekarang setelah beberapa tahun menikah lalu bisa tertarik dengan pria  lain?

Tapi ternyata memang ada yang seperti itu kan? Saya mendengar langsung dari dua orang teman (alhamdulillah mereka masih memegang teguh pernikahannya, tidak mudah tergoda bujukan setan), bahwa mereka sedang terjebak dengan cinta yang lain.

Yang pertama, seorang ibu rumahtangga dengan seorang pria yang cukup sering ditemui. Saat itu posisi saya sebagai seorang single, diberi cerita tentang si dia. Mengingat sejarah perjuangannya yang panjang, saya hanya bisa berkata, "Kok bisa begitu? Lupakan dong, hapus perasaan itu". Lalu saya dijawab, "Kamu blom pernah ngrasain sih. Liat aja ntar kalo kamu udah nikah". Waduh, kok malah disumpahin yak? Tapi gak papa, aku udah dua kali ini disumpahin ma dia, semoga saja tidak terkabul hehehe....

Yang kedua, seorang wanita karir dengan kawan kantornya. Dan posisi saya sebagai seorang double alias menikah.  Nahhhh ini yang susahhhh.... Mau disuruh ngelupain, susah karena tiap hari ketemu di kantor. Kalo dikasih saran jawabnya, "Kamu nggak ngrasain sihh". 

Lahhh apa aku harus ngerasain biar boleh kasih saran? Aku cukup melihat dari keadaan rumahtangga teman yang pertama. Memang sih tidak ada kehancuran pernikahan, namun aku tau rasa percaya pada pasangan telah berkurang, sehingga menimbulkan kecurigaan yang tidak perlu.

Sekarang aku melihat pada diriku sendiri, pernahkah aku mempunyai cinta pada yang lain? Jujur nih yaaaa..... Aku masih suka ngeliat cowok cakep, hehehe.... Tapi untungnya yang aku lihat itu bukanlah orang yang sering berkomunikasi denganku, bukan teman sekantor, apalagi tetangga. Jadi lebih mudah mencegah timbulnya perasaan yang dinamakan cinta. Kalo ngeliat "Ihh tuh cowok cakep amat yakk", wajar kali yakkk... Lha wong punya mata kok, dan tuh cowok emang cakep, masak bilang jelek. Lagian kan hanya sebatas itu.

Lha trus gimana dong kalo ternyata ada yang tidak hanya sebatas itu? Kadang orang bilang bahwa perasaan itu datang sendiri tanpa diminta. Mungkin diawali rasa kagum, ataupun mendapati sisi lain dari si dia yang tidak dipunyai oleh suami. Bagaimana kita bisa terlepas dari hal itu?

Dengan sok tau aku akan berkata, bahwa perasaan itu muncul dari setan. Setan kan suka mencari celah kelemahan manusia. Setan ngga suka manusia selalu berjalan di lintasan yang lurus. Jadi lawan perasaan itu sekuat tenaga, jangan selalu melihat kelebihan si dia yang suami ga punya, karena tetap saja lebih banyak kelebihan yang suami punyai. 

Trussss, ingat2 lagi saat pertama bertemu dengan suami, bagaimana kita jatuh cinta padanya, bagaimana dia yakin bahwa kita adalah pilihannya, bagaimana dia membuat kita tertawa, bahagia, bagaimana perjuangan menuju pernikahan, bagaimana mendampingi suami dalam semua keadaan. Maka insyaAllah akan timbul rasa kebanggaan bahwa kita telah menjadi sistem pendukung bagi suami.

Yang paling penting, selalu ingat bahwa Allah Maha  Mengetahui. Mempunyai perasaan pada yang lain memang suami belum tentu tau, tapi  Allah pasti tau. Jika masih punya rasa takut pada Allah, berusahalah menghapus perasaan yang tidak seharusnya diberikan pada yang lain.

Hmmm apa lagi ya? Ada lagi yang mempunyai ide? Jangan sungkan untuk mengatakannya padaku ya...

Memang aku belum pernah mengalami hal ini, semoga saja tidak pernah. Kalopun mengalami, semoga diberikan keyakinan yang teguh agar selalu mengingat Allah, dan keluarga. Amin.

1 komentar:

  1. Terimakasih pak, saya sudah membuka blog bapak. Semoga bisa saling berbagi. Terimakasih.

    BalasHapus