Selasa, 16 Agustus 2011

Resensi - Childless is Not A Sin, Right?

Resensi yang terbaruuu hehehe.... Berawal dari teman di grup FB AIH (Aku Ingin Hamil) yang posting di wall grup mengatakan ada buku yang bagus, yang isinya kurang lebih sama dengan yang kami alami, yaitu belum juga memiliki anak. Tapi karena jarang ke Gramedia, akhirnya baru bulan kemaren menemukan buku ini. Mulai dibaca, mulai ketawa sendiri, ada yg lucu, ada yg nggemesin, bikin sebel  dan lain2. Jadi berasa pengen ngajakin Tata masuk grup AIH hehehe....
Judul Buku : TESTPACK
Pengarang : Ninit Yunita
Penerbit : Gagas Media
Cetakan    : Kesembilan, 2011
Tebal : xiv + 202 halaman

Novel ini memang bukan novel baru, karena pertama kali dicetak tahun 2005. Namun sepertinya novel ini juga laris manis, terbukti di tahun 2011 ini sudah memasuki cetakan kesembilan. Dan jujur harus saya akui, saya termasuk telat membaca karya Ninit Yunita ini. Jika bukan karena beberapa kawan yang merekomendasikan novel ini di sebuah grup Facebook, saya belum mulai memburu buku ini. Jangan salah, bukan grup Facebook mengenai pecinta novel atau sastra yang anggotanya menganjurkan kami membacanya, melainkan grup yang berisikan wanita-wanita menikah yang belum berhasil mempunyai anak (Grup Aku Ingin Hamil).

Mengapa novel ini menarik bagi kami? Tentu saja karena penantian Tata dan Rahmat juga kami alami. Kegelisahan Tata melihat sahabatnya sudah memiliki anak dan bahkan sedang hamil anak kedua, juga kami rasakan. Usaha-usaha yang dilakukan Tata dan Rahmat demi mendapat, pun kami lakukan. Jadi membaca novel ini bak membaca kisah hidup kami sendiri.

Ninit Yunita mampu menangkap kegelisahan, kecemasan, serta masalah-masalah seputar pasangan yang belum mempunyai keturunan. Terutama di pihak wanita, karena terkadang wanita begitu sensitif dan mudah sedih jika disinggung mengenai belum hadirnya buah hati di tengah-tengah keluarganya. Belum lagi jika ada tambahan pengharapan dari orangtua atau mertua yang juga mendamba kehadiran cucu. Tambah lagi tekanan jika si suami atau si istri atau bahkan dua-duanya adalah anak sulung dan orangtua/mertua makin menua.

Tekanan juga bisa datang dari dalam rumahtangga itu sendiri, jika telah diketahui dari pemeriksaan dokter bahwa salah satu pasangan mempunyai masalah kesuburan. Begitu juga yang terjadi dalam rumahtangga Tata dan Rahmat. Tujuh tahun menanti, usia mereka di angka kepala 3, mereka memutuskan untuk ke dokter. Hasil laboratorium menunjukkan bahwa sperma Rahmat bermasalah. Disitulah ujian rumahtangga yang selanjutnya. Apa yang akan Anda lakukan jika ternyata pasangan Anda yang bermasalah kesuburannya? Apakah Anda akan tetap setia padanya, ataukah Anda akan melangkah pergi dan mengakhiri rumahtangga Anda untuk mencari pasangan lain yang subur? Disini diceritakan bahwa Tata pergi, kembali ke rumah orangtuanya.

Dan bagaimanakah selanjutnya? Apakah Tata pergi untuk selamanya, ataukah pergi untuk kembali lagi dalam  pelukan Rahmat? Apakah tujuan utama pernikahan adalah anak? Jika Tuhan tidak memberikan anak, apakah pernikahan akan hancur dan pasti tidak bahagia? Apakah tidak memiliki anak adalah sebuah dosa padahal semua yang kita miliki di dunia ini adalah milik Allah? Maka kembalilah merenungi diri, lihat ke dalam hati yang paling dalam, mengapa dulu memilih dia sebagai pasangan Anda? Apakah karena Anda ingin hidup dengannya dan tua bersamanya? Atau Anda ingin membuat pabrik anak bersamanya?

Jika boleh saya mengutip cover belakang novel ini:

Will you still love them, then?
That’s why you need commitment
Don’t love someone because of what/how/who they are
From now on, start loving someone,
Because you want to


Bahkan ada yang memberikan komentar ”Jangan kawin dulu sebelum baca buku ini”, agar Anda benar-benar mengerti apa yang Anda inginkan dan Anda harapkan dalam rumahtangga Anda kelak. Selamat membaca!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar